“Kan gajinya dolar?”

Prolog:

I am finally writing something in Bahasa again, haha.

Well, this is going to be a series where I basically ‘FYI-ing’ some people’s judgment on my life. You know, so they can stop having assumptions.

Why I will be writing this in Bahasa? Because Indonesian people is going to be my target. As simple as that.

*

“Kan gajinya dolar?”

Ga tau udah berapa sering gue denger ini kalimat dilempar balik ke gue tiap kali gue bilang gue juga ga bisa terlalu sering pulang ke Jakarta atau jalan2 ke luar negeri tiap kali ada long weekend – karena ga ada budget.

Well, FYI, wahai orang2 yang selalu mikir gaji dolar is everything you need:

1. Gaji gue dolar tapi pengeluaran gue juga dolar

Gue kerja di Singapur not as an expat. It means gue bayar sendiri semua pengeluaran gue, pengeluaran keluarga gue termasuk sewa rumah, belanja bulanan, listrik, air, gas, dll, dsb. Dan lo tau ga kalo Singapur itu one of the most expensive cities in the world? Tau ga? Kalo belum tahu, monggo di cari dulu ke sheikh Google ya~

2. Gaji bersih gue juga ga bener2 bersih gue terima

Status gue adalah Permanent Resident di Singapur. Which makes me entitled to have so-called Dana Pensiun. Sebelum lo mikir ‘wah, enak dong dikasih pensiun’, biar gue kasih tau lo kalo dana pensiun itu diambil dari gaji gue perbulan. Dan lo tau berapa gue kena potong sekarang setelah >3 tahun kerja? 20 persen tiap bulan. Gue tahu itu ga seberapa dibanding pajak penghasilan di Jakarta, but still, it’s a big chunk of my salary going to retirement fund.

3. Biaya pulang dan jalan2 itu ga semurah yang lo kira

Oke, kalo masih single dan belum punya anak, lo bisa tinggal geret koper over the weekend dan pulang ke Jakarta atau jalan2 ke negara2 tetangga yang deket. Tapi kalo lo ada anak sama pembantu, budgetnya ga segampang itu loh ngemanage nya. Bukan cuma tiket pesawat doang yang mesti dipikirin. Pulang ke Jakarta ga pake jajan? Pulang ga pake traktir2 keluarga? And before you are saying, “keluarga yang penting lo pulang kali…”, please shut up. Dalam unspoken tradisi di Indo, kalo lo udah berpenghasilan sendiri, ga ada yang namanya ‘yang penting lo pulang’. I know it too well.

And one more thing. Budget airline is not so budget anymore. Mereka juga liat peluang bisnis tiap kali musim liburan. Dan lo bisa liat kalo lagi musim liburan, mereka bakal naikin harga tiket dua kali lipat daripada hari2 biasa. Not to mention mereka sekarang nge charge juga buat tiap baggage yang lo bawa. Mungkin ada yang argumen, “kan ga usah bawa baggage juga bisa”. Well, kalo lo dah ada anak, minimal lo mesti bawa dua koper. Trust me, I have been there.

*

Tadinya gue pikir bakalan short, ternyata ga se short yang gue pikir, haha. Well, dari sudut pandang orang yang udah nikah dan punya anak sih, tiga di atas itu aja yang bisa gue kasih. Mungkin ini post bakalan gue edit lagi kalo gue nemu yang lain.

Jadi, kesimpulannya apa?

Gaji dolar bukan berarti gue bisa hambur2in sesuka gue. Gaji dolar bukan berarti gue ga perlu budgeting carefully buat masa depan keluarga gue sendiri. Gaji dolar bukan berarti gue ga perlu nabung.

Gue tahu, pulang jenguk keluarga besar itu a must. That’s why kita masih usahain at least setahun sekali kita pulang. Tapi gue berharap orang2 ga langsung ngejudge para TKI kayak gue ini dengan argumen “Kan gajinya dolar.” kalo kita ga bisa sering2 pulang. There are other things that you don’t know about. And it’s better that you don’t know. Jadi, positive thinking aja lah.

Please follow and like us: