Fruitful Weekend

Friday – 29.07.2016

I still have about 10 days of annual leave and to be honest… don’t know what to use them for. So I took a half-day off for the sake of Baby Fair.

This is my Nth Baby Fair and nothing excites me anymore. I am also not interested buying baby clothes here since Little Pea will use handovers from Zal anyway.

So I bought almost everything for myself.

Here are the loots!

image

Autumnz Breast Pump and Milk Bag – S$23.30

I previously had one with a very cute pattern, but it got stained and yellowed now so Husband asked me to buy a new one for my next breastfeeding journey 👶

Decided on a black colour cause Little Pea is a boy and honestly I can’t be bothered by cute color anymore 😁

image

AnneeMathew Maternity Pants – S$50 for 2

This is the compulsory buy. Sigh. None of my skirt can fit me anymore and my old maternity pants are all so worn out they keep slipping!

And my one and only maternity pants (which was S$50 after disc at Maternity Exchange) torn off after only a month of usage! I was so mad cause it’s quite expensive for my budget. 😤

tumblr_inline_ob4469ffkg1qjgv69_500

Autumnz Hands Free Pumping Bra – S$23

I only have one hands free pumping bra from Simple Wishes. Bought it for almost S$50 almost two years ago and the price hasn’t gone down ever since 😩

So I bought this instead just in case. If it’s good, I can always buy more online.

tumblr_inline_ob447oxykp1qjgv69_500

Haakaa Silicone Breast Pump – S$23.3

And this is the ultimate buy!

I bought only the pump – without the lid. I have been reading rave reviews about this one and I decided I must have it cause it looks so handy!!

If I attended a meeting or training somewhere for just 2-3 hours, I can just bring this pump and my breast pump bag!

Saturday – 30.07.2016

Spent the morning organizing Zal’s old clothes that are still usable for his brother later. Lots of them are still looking like brand new. I feel guilty for buying too much.. but firstborns always excite parents, don’t they?

tumblr_inline_ob44jme3d21qjgv69_500
tumblr_inline_ob44jpgwxo1qjgv69_500
image
image
image
image
image
image
image
image
tumblr_inline_ob44ra2zql1qjgv69_500
tumblr_inline_ob44rz5qfh1qjgv69_500

And then we went to buy some things for Zal’s cousins 🙂

… while the guy stayed to watch cartoons at the store.

image

Jangan Ikut Campur

Saat saya menulis ini, darah saya mendidih. Saya emosi. 

Saya memang baru jadi orangtua seumur jagung. Belum makan asam garam nya jadi orangtua. Tapi yang saya yakin, semua orangtua ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Dan itulah yang setiap hari, setiap saat saya rasakan.

Kalau dulu saya bekerja sekedar untuk passion dan money, sekarang saya bekerja untuk keluarga. Salah satunya menabung untuk masa depan anak-anak. Dan again, tidak ada satu haripun dimana saya tidak menginginkan yang terbaik untuk anak-anak saya.

Makanya sekarang saya bisa mengerti sekali untuk belajar tutup mulut dan tidak membanding-bandingkan kalau ada orangtua yang punya gaya mendidik anak yang berbeda dengan saya.

Kenapa?

Karena walaupun cara mendidiknya berbeda, tujuannya sama. Why should we make it a war?!

Dan saya pun, setali tiga uang, sangat amat tidak suka saat parenting style saya di’kritik’. Apalagi dari orang yang belum tahu apa2 (baca: belum jadi orangtua). I swear, family or not, I am gonna ignore whatever you say.

Kenapa?

1. Saya dan suami saya tidak ignorant

Do you think I am gonna be that ignorant parent when it comes to the future of my children? Do you think that I am not preparing anything before I even decide on something for them? DO YOU SERIOUSLY THINK THAT I DIDN’T DO MY RESEARCH BEFORE?!

It’s not only an insult to our parenting style, it’s also an insult to our intelligence!

2. Saya dan suami saya tidak butuh saran anda. 

MYOB. Mind your own business. Period. Come back to us when you are a parent yourself. 

*

So yeah, people. Fair warning to you before you even open your mouth to ‘criticise’ me and my husband. DO YOUR HOMEWORK FIRST.

And yeah, KEEP IT TO YOURSELF. 

Nikah, yuk!

Kalau cewek2 mungkin kebanyakan dilamar dengan cara romantis (diajakkin dinner trus disodorin cincin, misalnya), saya diajak nikah dengan cara…

…. DIANCAM.

Ok, ga seseram itu kok 😂.

*

Tiga belas tahun yang lalu, waktu saya dan (calon) pacar sama2 nyatain (euh, geleuh pisan nulis gini, hiak hiak), saya nya mah seneng yah. Secara udah setahunan di friend-zoned gitu loh. Etapi ternyata si (calon) pacar punya rikues yang kurang lebih isinya,

Tapi lo* mesti mau jadi istri gue* nantinya. Kalo ngga, kita ga usah jadian.

*Iya, dulu masih ngomong lo-gue. Kan friend-zoned!

Saya bengong dong 😮

Enak aja ngancem2, emang dia pikir dia siapa?
Hello, kita masih 16-17 tahun. Mau nikah juga kapan??

Buat saya (dan pastinya remaja *tsaaaah* lain seumuran saya) waktu itu, it was such an ABSURD request. Pasangan2 lain mah biasanya jadian dulu abis itu liat ke depannya gimana. Kalo cocok seterusnya ya ayo nikah, kalo ngga??

Tapi.

Memanglah yang namanya perempuan itu kalo udah urusan hati, suka lupa sama urusan otak dan logika. Ga sinkron. Walaupun si otak udah ngomel2, tapi kalo hatinya udah suka mah udahlah ga didengerin.

Jadi ya gampang ditebak dong saya jawab apa.

….

*menatap anak bujang yang lagi sibuk main ipad dan perut yang makin membulat diisi sama adeknya si anak bujang*

(Ah elah mau bilang udah beranak dua aja susah amat 😂)