Apa Kabar Setelah Ubi?

[Rangkuman MPASI 21/08 – 25/08]

Mari kita buka postingan kali ini dengan sebuah quote dari sini :

Dalam pemberian MPASI menurut MPASI WHO ini mudah sekali, bayi boleh makan apa saja dan harus diperhatikan: frequency (frekuensi MPASI), amount (jumlah takaran MPASI), thickness (tekstur makanan MPASI), variety (jenis), active/responsive feeding dan higiene.

Saya memang tidak/belum mengadopsi prinsip WHO yang mana bayi boleh diberi makan apa saja. Seminggu kemaren Zal masih trial-and-error makan buah. Masuk minggu kedua ini, kami pun masih setia dengan puree buah. Saya belum berani memberi makan ‘apa saja’. Jadi kami terus bereksperimen dengan macam2 buah, berharap ada yang nyangkut.

Setelah so-called sukses dengan pisang+pepaya+ubi ungu, saya mencoba yang lain… sukses juga kah? Well…

Alpukat (22/08)

– Jumat pagi, Zal diberi makan alpukat. Baru dua sendok, sudah menolah. Mungkin karena rasanya pahit πŸ™

– Jumat sorenya karena kami di luar, akhirnya Zal tidak makan. Saya pun tidak memaksa dia makan alpukat lagi, karena sepertinya memang Zal tidak suka yang pahit. Trial-and-error kemarin selalu dengan buah yang manis dan mungkin itu memang sudah preferencenya.

Wortel (23/08)

– Sabtu pagi, dicoba dengan wortel. Gagal. Satu setengah sendok pun tak ada. Saya perhatikan, apakah karena teksturnya? Wortel kalau diblender tidak bisa sekental ubi ungu atau pisang atau pepaya. Baiklah, mungkin Zal tidak suka. Padahal wortel manis 😐

Strawberry (23/08)

– Sabtu sore kami sekeluarga jalan2 ke taman burung. Mengikuti saran teman, kami coba lah BLW dengan food feeder. Masukkan potongan strawberry, berharap Zal mau coba.

– Dimakan kah? Hahaha. Ya begitulah. Sepertinya strawberry masih terlalu asam buat Zal. Hasilnya cuma diemut2, tapi ga bener2 dimakan. Yasudah, namanya juga coba2.

Ubi ungu (24/08)

– Minggu pagi, kami kembali mencoba ubi ungu. Berharap Zal mau makan lagi, karena dia semangat makan waktu pertama kali makan ubi. Tapiii…. gagal juga! Haduh, saya jadi cemas πŸ™ Zal keliatan malas2an dan bahkan sempat marah waktu mulai disuapi. Lagi2 saya bertanya2, apa ini karena saya ada di rumah? Zal jadi keliatan lebih memilih mengASI daripada makan. Tapi anehnya, sama air putih dia tetap doyan.

Apel (25/08)

– Akhirnya Senin pagi, kami beralih ke apel. Saya coba sih sudah lumayan manis. Tapi apa yang terjadi? GTM sodara2! Sendok pertama dijilat, lalu langsung tidak mau πŸ™

– Senin sore kembali dicoba dengan apel. Saya tetap penasaran kenapa Zal tidak mau. Apa karena saya di rumah? Akhirnya saya pilih pergi sebentar ke luar sementara Zal diberi makan apel. Ternyata sama saja. Malah langsung menangis begitu lihat mangkuk makannya.

***

Entah kenapa jadi sangat galau sekarang mikirin MPASI nya Zal. Saya masih kepikiran soal tragedi alpukat itu sih. Apa gara2 rasanya yang pahit terus Zal jadi ga mau makan, dan tiap kali liat mangkuk makannya langsung nangis?

Apapun itu, pokoknya perjuangan MPASI harus terus berjalan! Besok saya kembali harus ngantor setelah dua hari sick leave. Insya Allah kami masih tetap setia dengan puree buah sampai minggu depan. Kalau memang minggu depan mesti pindah ke bubur, siapa tahu itu malah yang terbaik buat Zal dan dia bisa makan lebih lahap. Aaamiin.

In the meantime, I am seriously considering to move to WHO method. Food combining can be stressful πŸ™ Not to mention, the overwhelming information coming from too many sources. Sigh. Motherhood….

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *